JasaJurnal.com
  • Beranda
  • Layanan Jasa Jurnal
    • Daftar Harga
    • Form Cari Jurnal
    • Form Buka Jurnal-Ebook
    • Form Cek Plagiarisme – Turnitin
    • Form Terjemah Eng – Indo
    • Form Terjemah Indo – Eng
    • Form Rangkum Jurnal-Ebook
    • Form Desain Slide PPT
    • Form Cek Grammar / Proof Read
  • Konfirmasi Bayar
  • Blog
    • Anastesi
    • Bedah
    • Dermatologi
    • Gigi & Mulut
    • IPD
    • Kardiologi
    • Kulit
    • Neurologi
    • Obstetri & Ginekologi
    • Ortopedi
    • Parasitologi
    • Pediatri
    • THT
    • Jasa Jurnal
  • Tentang Kami
    • FAQs (Frequently Asked Questions)
    • SYARAT & KETENTUAN

SPINAL CORD INJURY

18/06/2018admin websiteBedahNo comments

Spinal cord injury (SCI) ialah cedera pada medulla spinalis yang mengakibatkan perubahan baik sementara atau permanen, dalam fungsi motorik, sensorik, atau otonom yang norma. Pasien dengan SCI biasanya memiliki defisit neurologis, cacat, dan disability permanen. Aspek yang paling penting dari perawatan klinis untuk pasien SCI ialah mencegah komplikasi yang berkaitan dengan kecacatan. Perawatan suportif telah terbukti mengurangi komplikasi yang terkait dengan mobilitas.1,2

Berikut tingkatan cedera yang diklasifikasikan oleh American Spinal Injury Association (ASIA) yang dimodifikasi dari klasifikasi Frankel.3,4

  1. A=Lengkap

Tidak ada fungsi sensorik atau motorik pada segmen sakral S4-S5.5

  1. B=Tidak Lengkap

Sensorik abnormal tetapi tidak untuk motorik, fungsi dipertahankan di bawah tingkat neurologis dan meluas melalui segmen sakral S4-S5.

  1. C=Tidak Lengkap

Fungsi motorik dipertahankan di bawah tingkat neurologis dan sebagian besar otot utama di bawah tingkat neurologis memiliki tingkat otot kurang dari 3

  1. D=Tidak lengkap

Fungsi motorik dipertahankan di bawah tingkat neurologis dan sebagian besar otot utama di bawah tingkat neurologis memiliki tingkat otot yang lebih besar atau sama dengan 3

  1. E=Normal

Fungsi sensorik dan motorik normal

Definisi medulla spinalis lengkap dan tidak lengkap berdasarkan kategori ASIA di atas dengan sacral-sparing ialah sebagai berikut.3,4,5

  1. Lengkap: Tidak adanya fungsi sensorik dan motorik di segmen sacral terendah.
  2. Tidak lengkap: Preservasi fungsi sensorik atau motorik di bawah tingkat cedera, termasuk segmen sakral terendah.

Tanda dan gejala yang sering pada pasien dengan SCI ialah disfungsi pernapasan. Tanda dari disfungsi pernapasan ialah sebagai berikut.

  1. Hilangnya fungsi otot ventilasi dari denervasi dan atau cedera dinding dada terkait.
  2. Cedera paru-paru, seperti pneumotoraks, hemotoraks, atau memar paru.
  3. Pengurangan ventilasi ventilasi sentral yang berhubungan dengan cedera kepala atau efek eksogen dari alkohol dan obat-obatan.

Hubungan antara tingkat cedera medulla spinalis dengan tingkat disfungsi pernapasan, sebagai berikut.

  1. Lesi C1 dan C12

Kapasitas vital paru hanya 5-10% dari normal dan batuk tidak ada.

  1. Lesi C3 sampai C6

Kapasitas vital paru hanya20% dari normal, batuk lemah dan tidak efektif.

  1. Lesi T2 sampai T4

Kapasitas vital paru hanya 30-50% dari normal dan batuk lemah.

  1. Lesi T11

Gangguan fungsi pernafasan minimal, kapasitas vital pada dasarnya normal, dan batuk kuat.

  1. Lesi medulla spinalis letak rendah

Fungsi pernapasan membaik

Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu dalam mengevaluasi cedera medulla spinalis ialah sebagai berikut.

  1. Pengukuran gas darah arteri

Mengevaluasi tingkat oksigenasi dan ventilasi

  1. Kadar laktat

Memantau status perfusi, dan memantau apabila ada tanda-tanda shock.

  1. Kadar hemoglobin atau hematokrit

Memantau apabila ada tanda-tanda kehilangan darah yang bermakna.

  1. Urinalisis

Mendeteksi cedera genitourinary terkait.

Beberapa pemeriksaan radiografi yang dapat membantu dalam mengevaluasi cedera medulla spinalis ialah sebagai berikut.

  1. Foto polos

Foto polos biasanya hanya menggambarkan vertebra pertama dan terakhir yang terlihat baik, oleh karena itu, foto polos harus cukup menggambarkan semua vertebrae.

  1. Computed tomography (CT) scanning

Untuk menggambarkan kelainan atau fraktur tulang dan dapat digunakan ketika radiografi polos tidak memadai atau gagal untuk memvisualisasikan segmen dari kerangka aksial

  1. Magnetic resonance imaging (MRI)

Untuk mengevaluasi kecurigaan lesi medulla spinalis, cedera ligamen, dan cedera atau patologi jaringan lunak lainnya.

Tatalaksana pada pasien dengan SCI ialah sebagai berikut.

  1. Manajemen saluran napas

Tulang belakang leher harus dijaga mobilisasinya, pembersihan sekresi dan kotoran di mulut sangat penting untuk mempertahankan patensi jalan napas dan mencegah aspirasi.

  1. Hipotensi

Hipotensi hemoragik atau neurogenik pada SCI akut harus dicari sumber dan penyebabnya.

  1. Syok neurogenic

Penggantian terapi cairan kristaloid isotonik maksimum 2 L pada awal cedera, menjaga oksigenasi dan perfusi yang adekuat dari medulla spinalis yang terluka, oksigenasi tambahan atau ventilasi mekanis mungkin diperlukan.6,7

  1. Cedera kepala

Amnesia apabila ada tanda-tanda eksternal cedera kepala atau fraktur tengkorak basilar, defisit neurologis fokal, keracunan alkohol atau penyalahgunaan obat, riwayat kehilangan kesadaran pada pasien SCI wajib evaluasi menyeluruh untuk cedera intrakranial dengan CT scan kepala nonkontras

  1. Ileus

Pemasangan NGT sangat penting dan penggunaan antiemetik harus digunakan secara agresif.

  1. Luka tekan

Untuk mencegah luka tekan mobilisasi pasien setiap 1-2 jam pada semua permukaan ekstensor, buka pakaian pasien untuk melepas ikat pinggang, buka kuncir belakang atau dompet, dan lepaskan papan tulang belakang secepat mungkin.

Pengobatan komplikasi paru pada pasien SCI meliputi oksigenasi tambahan untuk dan torakostomi apabila dicurigai adanya pneumotoraks atau hemotoraks.

Dekompresi medulla spinalis segera direkomendasikan pada pasien SCI akut dengan kerusakan neurologis yang progresif, dislokasi facet, atau bilateral locked facet. Prosedur ini juga direkomendasikan pada pasien dengan radikulopati progresif, lesi ekstradural seperti hematoma epidural atau abses, dan pada sindrom cauda equina.

Sumber:

Dikutip dari Lawrence SC. 2017. Spinal Cord Injuries. New York: Medscape

  1. Hand L. FDA OKs device to help people with some spinal injuries walk. Medscape Medical News. June 26, 2014.
  2. FDA news release. FDA allows marketing of first wearable, motorized device that helps people with certain spinal cord injuries to walk.
  3. American Spinal Injury Association. International Standards for Neurological Classifications of Spinal Cord Injury. Revised ed. Chicago, Ill: American Spinal Injury Association; 2000. 1-23.
  4. Ditunno JF Jr, Young W, Donovan WH, Creasey G. The international standards booklet for neurological and functional classification of spinal cord injury. American Spinal Injury Association. Paraplegia. 1994 Feb. 32(2):70-80.
  5. Waters RL, Adkins RH, Yakura JS. Definition of complete spinal cord injury. Paraplegia. 1991 Nov. 29(9):573-81.
  6. Wuermser LA, Ho CH, Chiodo AE, Priebe MM, Kirshblum SC, Scelza WM. Spinal cord injury medicine. 2. Acute care management of traumatic and nontraumatic injury. Arch Phys Med Rehabil. 2007 Mar. 88(3 Suppl 1):S55-61.
  7. Congress of Neurologic Surgeons. Blood pressure management after acute spinal cord injury. Neurosurgery. 2002 Mar. 50(3 Suppl):S58-62.

www.Jasa Jurnal.com

Layanan pencarian jurnal dan penerjemahan jurnal kedokteran bergaransi

Kontak:
LINE ID
Pencarian Jurnal : Jasajurnal3
Terjemah: Jasajurnal4 atau JasaJurnal 5

SMS/WA : 0812 3398 8685 atau 0857 3512 4881

Email : center.jasjur@gmail.com

Tags: cedera tulang belakang, definisi spinal cord injury, diagnosis spinal cord injury, pemeriksaan fisik dan penunjang spinal cord injury, spinal cord injury, tanda dan gejala spinal cord injury, tatalaksana spinal cord injury

Related Articles

Diagnosis dan Tatalaksana Trauma Medulla Spinalis

19/10/2017admin website

Patofisiologi Trauma Medulla Spinalis

30/11/2017admin website

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan artikel kedokteran terbaru, ribuan jurnal yang telah diterjemahkan, secara FREE dengan berlangganan

Pos-pos Terbaru

  • Tatalaksana Demam Tifoid
  • Diagnosis Demam Tifoid
  • Manifestasi Klinis Demam Tifoid
  • Resistensi Antimikroba pada Demam Tifoid
  • Patogenesis Demam Tifoid

Komentar Terakhir

  • StivenSortHoads pada Fraktur pada bagian leher femur : apakah membutuhkan X-ray lateral?

Arsip

  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Januari 2019
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • April 2018
  • Maret 2018
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • September 2016
  • Maret 2016
  • Januari 2016

Kategori

  • Anastesi
  • Bedah
  • Dermatologi
  • Endokrin
  • Farmakologi
  • FIsiologi
  • Forensik
  • Gigi & Mulut
  • Gizi
  • IPD
  • Jasa Jurnal
  • Kardiologi
  • Kulit
  • Neurologi
  • Obstetri & Ginekologi
  • Ofthalmologi
  • Ortopedi
  • Parasitologi
  • Patologi Anatomi
  • Pediatri
  • Psikiatri-Psikologi
  • Radiologi
  • THT
  • Uncategorised
  • urologi
  • Venereologi
  • Ketentuan Umum
  • Kebijakan Privasi
© Jasa Jurnal 2016