Spinal cord injury (SCI) ialah cedera pada medulla spinalis yang mengakibatkan perubahan baik sementara atau permanen, dalam fungsi motorik, sensorik, atau otonom yang norma. Pasien dengan SCI biasanya memiliki defisit neurologis, cacat, dan disability permanen. Aspek yang paling penting dari perawatan klinis untuk pasien SCI ialah mencegah komplikasi yang berkaitan dengan kecacatan. Perawatan suportif telah terbukti mengurangi komplikasi yang terkait dengan mobilitas.1,2
Berikut tingkatan cedera yang diklasifikasikan oleh American Spinal Injury Association (ASIA) yang dimodifikasi dari klasifikasi Frankel.3,4
Tidak ada fungsi sensorik atau motorik pada segmen sakral S4-S5.5
Sensorik abnormal tetapi tidak untuk motorik, fungsi dipertahankan di bawah tingkat neurologis dan meluas melalui segmen sakral S4-S5.
Fungsi motorik dipertahankan di bawah tingkat neurologis dan sebagian besar otot utama di bawah tingkat neurologis memiliki tingkat otot kurang dari 3
Fungsi motorik dipertahankan di bawah tingkat neurologis dan sebagian besar otot utama di bawah tingkat neurologis memiliki tingkat otot yang lebih besar atau sama dengan 3
Fungsi sensorik dan motorik normal
Definisi medulla spinalis lengkap dan tidak lengkap berdasarkan kategori ASIA di atas dengan sacral-sparing ialah sebagai berikut.3,4,5
Tanda dan gejala yang sering pada pasien dengan SCI ialah disfungsi pernapasan. Tanda dari disfungsi pernapasan ialah sebagai berikut.
Hubungan antara tingkat cedera medulla spinalis dengan tingkat disfungsi pernapasan, sebagai berikut.
Kapasitas vital paru hanya 5-10% dari normal dan batuk tidak ada.
Kapasitas vital paru hanya20% dari normal, batuk lemah dan tidak efektif.
Kapasitas vital paru hanya 30-50% dari normal dan batuk lemah.
Gangguan fungsi pernafasan minimal, kapasitas vital pada dasarnya normal, dan batuk kuat.
Fungsi pernapasan membaik
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu dalam mengevaluasi cedera medulla spinalis ialah sebagai berikut.
Mengevaluasi tingkat oksigenasi dan ventilasi
Memantau status perfusi, dan memantau apabila ada tanda-tanda shock.
Memantau apabila ada tanda-tanda kehilangan darah yang bermakna.
Mendeteksi cedera genitourinary terkait.
Beberapa pemeriksaan radiografi yang dapat membantu dalam mengevaluasi cedera medulla spinalis ialah sebagai berikut.
Foto polos biasanya hanya menggambarkan vertebra pertama dan terakhir yang terlihat baik, oleh karena itu, foto polos harus cukup menggambarkan semua vertebrae.
Untuk menggambarkan kelainan atau fraktur tulang dan dapat digunakan ketika radiografi polos tidak memadai atau gagal untuk memvisualisasikan segmen dari kerangka aksial
Untuk mengevaluasi kecurigaan lesi medulla spinalis, cedera ligamen, dan cedera atau patologi jaringan lunak lainnya.
Tatalaksana pada pasien dengan SCI ialah sebagai berikut.
Tulang belakang leher harus dijaga mobilisasinya, pembersihan sekresi dan kotoran di mulut sangat penting untuk mempertahankan patensi jalan napas dan mencegah aspirasi.
Hipotensi hemoragik atau neurogenik pada SCI akut harus dicari sumber dan penyebabnya.
Penggantian terapi cairan kristaloid isotonik maksimum 2 L pada awal cedera, menjaga oksigenasi dan perfusi yang adekuat dari medulla spinalis yang terluka, oksigenasi tambahan atau ventilasi mekanis mungkin diperlukan.6,7
Amnesia apabila ada tanda-tanda eksternal cedera kepala atau fraktur tengkorak basilar, defisit neurologis fokal, keracunan alkohol atau penyalahgunaan obat, riwayat kehilangan kesadaran pada pasien SCI wajib evaluasi menyeluruh untuk cedera intrakranial dengan CT scan kepala nonkontras
Pemasangan NGT sangat penting dan penggunaan antiemetik harus digunakan secara agresif.
Untuk mencegah luka tekan mobilisasi pasien setiap 1-2 jam pada semua permukaan ekstensor, buka pakaian pasien untuk melepas ikat pinggang, buka kuncir belakang atau dompet, dan lepaskan papan tulang belakang secepat mungkin.
Pengobatan komplikasi paru pada pasien SCI meliputi oksigenasi tambahan untuk dan torakostomi apabila dicurigai adanya pneumotoraks atau hemotoraks.
Dekompresi medulla spinalis segera direkomendasikan pada pasien SCI akut dengan kerusakan neurologis yang progresif, dislokasi facet, atau bilateral locked facet. Prosedur ini juga direkomendasikan pada pasien dengan radikulopati progresif, lesi ekstradural seperti hematoma epidural atau abses, dan pada sindrom cauda equina.
Sumber:
Dikutip dari Lawrence SC. 2017. Spinal Cord Injuries. New York: Medscape
www.Jasa Jurnal.com
Layanan pencarian jurnal dan penerjemahan jurnal kedokteran bergaransi
Kontak:
LINE ID
Pencarian Jurnal : Jasajurnal3
Terjemah: Jasajurnal4 atau JasaJurnal 5
SMS/WA : 0812 3398 8685 atau 0857 3512 4881
Email : center.jasjur@gmail.com