Alzheimer adalah gangguan neurodegeneratif yang ditandai oleh gangguan kognitif dan perilaku yang secara signifikan mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dengan periode praklinis yang panjang dan progresif. Pada Alzheimer plak berkembang di hipokampus yakni bagian otak yang membantu proses memori dan dibagian lain dari korteks serebral yang terlibat dalam proses berpikir dan mengambil keputusan. Plak tersebut masih belum diketahui apakah sebagai penyebab Alzheimer ataukah produk sampingan dari proses Alzheimer yang masih belum diketahui.
Pasien dengan tanda-tanda preklinis Alzheimer akan menunjukkan hasil normal pada pemeriksaan fisik dan tes status mental. Beberapa daerah spesifik otak seperti korteks entorhinal dan hipokampus akan terkena beberapa dekade sebelum tanda dan gejala muncul.
Tanda dan gejala Alzheimer dibagi menjadi gejala ringan, sedang, dan berat. Berikut gejala Alzheimer.
A. Ringan
B. Sedang
C. Berat
Diagnosis Alzheimer meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, pada anamnesis dan pemeriksaan fisik akan didapatkan tanda dan gejala seperti di atas.
Pemeriksaan pungsi lumbal untuk mengevaluasi kadar protein tau dalam cairan serebrospinal akan meningkat, sedangkan kadar amyloid menurun, namun pemeriksaan ini tidak dianjurkan.
Pemeriksaan radiologi MRI dan CT Scan biasanya digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis Alzheimer.
Tujuan dari tatalaksana Alzheimer ialah sebagai terapi simtomatik dalam memodulasi neurotransmitter baik astilkolin maupun glutamate. Pengobatan standar untuk Alzheimer ialah kolinesterase inhibitor dan antagonis metil-D-aspartat parsial. Obat tersebut tidak mengobati penyebab Alzheimer melainkan menghentikan laju penurunan progresif dari Alzheimer.
Beberapa obat yang digunakan untuk gejala sekunder Alzheimer untuk menurunkan gejala depresi, agitasi, agresi, halusinasi, delusi, dan gangguan tidur ialah sebagai berikut.
Untuk saat ini masih belum ada modalitas yang terbukti untuk mencegah terjaidnya Alzheimer, tetapi sebagian besar bukti epidemiologi menunjukkan bahwa gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko berkembangnya Alzheimer di masa depan. Berikut gaya hidup sehat yang mungkin dapat mencegah terjadinya Alzheimer.
Sumber: Shaheen EL. 2018. Alzheimer Disease. New York: Medscape
www.Jasa Jurnal.com
Layanan pencarian jurnal dan penerjemahan jurnal kedokteran bergaransi
Kontak:
LINE ID
Pencarian Jurnal : Jasajurnal3
Terjemah: Jasajurnal4 atau JasaJurnal 5
SMS/WA : 0812 3398 8685 atau 0857 3512 4881
Email : center.jasjur@gmail.com